Tegal | Memperingati hari lahir Pancasila Senin (1/6) DPD KNPI Kab. Tegal menggelar Silatda dengan mengusung tema “Nilai –Nilai Pancasila Dalam Menghadapi Covid – 19”. Hadir sebagai pemateri tokoh nasionalis H. Mochammad Marsinggih Marnadi, Presidium GMNI 2011 – 2015 Tweddy Noviadi Ginting, MPI KNPI Kab, Tegal Syamsul Falah, MH.I, Seniman Kab. Tegal Ki Haryo Enthus Susmono dan Ketua DPD KNPI Erzal Abu Rizal. Sebagai moderator bendahara umum DPD KNPI Azwar Asari, ST acara digelar secara live lewat aplikasi zoom dan streaming youtube.
Ketua DPD KNPI dalam sambutannya mengatakan pemahaman Pancasila masih kurang dipahami generasi muda. Sekalipun mereka sering mengatakan “Saya Pancasila” namun dalam praktek diinternal mereka sering berkonflik. Dan konflik itu sendiri lahir dari persoalan internal mereka sendiri. “Mereka mengaku yang Pancasialis harus paham nilai – nilai yang terkandung didalamnya. Dan mempraktekannya dalam kehidupan keseharian dan tata pergaulan dikalangan mereka” ujar Erzal.
Lebih lanjut Erzal beharap melalui diskusi ini generasi muda bisa memahami Pancasila dengan persepektif ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan kemanan dan persepektif lainnya. Diharapkan generasi muda tidak lagi berkonflik dalam masalah perbedaan pandangan dan perbedaan pilihan. Dan pahami ajaran dan nilai – nilai Pancasila secara sederhana, kata Erzal.
Ketua MPI KNPI Kab. Tegal Syamsul Falah dalam kesempatan itu mengajak dalam memperingati hari lahir Pancasila ini untuk secara bersama merefleksian hari lahir Pancasila ini dalam konteks wawasan kebangsaan.
Dikatakan ada beberapa cara pandang Islam di Indonesia yang kemudian menerima Pancasila sebagai azaz tunggal. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah dibuktikan. Dari beberapa kejadian atau peristiwa yang kemudian menjadi historis kebangsaan yang betul – betul menerima Pancasila sebagai azaz tunggal, ungkap Syamsul.
Soal realisasi hubungan antara negara dan agama bagi Syamsul yakni bagaimana kearifan pemikran para tokoh nasional mensikapinya. Sejumlah organisasi massa Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama secara organisatoris final menerimanya. Untuk Ormas Islam Nahdlatul Ulama sendiri melalui Munas Alim Ulama di Situbondo tahun 1983 secara final diputuskan ditetapkan Pancasila sebagai azaz tunggal dalam kehidupan berbangsa dan benergara, tandas Syamsul. (Chaerul Azmi)