Data Mitigasi Covid-19 Kabupaten Asahan Mencapai 219 Kasus Positif

oleh -
oleh
Data Mitigasi Covid-19 Kabupaten Asahan Mencapai 219 Kasus Positif
Keterangan Foto : Jubir Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Asahan H. Rahmat Hidayat Siregar, S. Sos., M. Si.

Asahan | Hingga pekan kedua Oktober 2020, data Mitigasi Corona Virus Disease (Covid-19) di Kabupaten Asahan mencapai 219 kasus positif dengan angka kematian sebesar 12 orang, 123 sembuh dan 84 masih dalam perawatan.

Dari data tersebut didominasi wilayah Kota Kisaran Barat sebanyak 65 kasus dan Kota Kisaran Timur 64 kasus positif disusul wilayah Kecamatan Bandar Pasir Mandoge sebesar 12 kasus positif.

Juru bicara Percepatan dan Penganan Covid-19 H. Rahmat Hidayat Siregar, S. Sos., M. Si. mengatakan, data tersebut diperoleh dari Survelist yang dikelola Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan per 16 Oktober 2020.

Dengan meningkatnya data mitigasi di Kabupaten Asahan, Hidayat mengimbau kepada masyarakat berperan aktif saling bahu-membahu untuk menaati protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kita tidak akan menyerah dan bosan mengimbau kepada masyarakat untuk menaati protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari. Minimal memakai masker penutup mulut dan hidung hingga dagu dalam kesehariannya,” tegasnya, Jumat (16/10/2020) di Kisaran.

Sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Asahan masih tetap konsekuen berupaya menurunkan bahkan menghapuskan Covid-19 di dengan berbagai mitigasi dan upaya lain guna membasmi virus yang mematikan itu.

Dalam kondisi terburuk yang mungkin terjadi ke depan, Pemerintah Kabupaten Asahan tengah menyiapkan lokasi khusus untuk menampung, mengisolasi serta melakukan perawatan pasien Covid-19.

“Pemerintah sedang menyiapkan lokasi untuk isolasi pasien Covid-19, jika dalam situasi terburuk dengan meningkatnya jumlah pasien di Kabupaten Asahan,” ujar Hidayat tanpa merinci rencana lokasi yang disiapkan tersebut.

Hidayat juga mengingatkan, masyarakat untuk tidak menciptakan kerumanan massa yang bisa menimbulkan klaster baru di lingkungan masyarakat.

“Akibat dari kerumanan massa, bisa menimbulkan klaster baru dengan status OTG yang berpeluang menyebar dan menularkan Covid-19,” tutup Hidayat. (Yanto).