Aceh Barat Daya | Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Aceh menggelar bimbingan teknis (Bimtek) bagi kader keamanan pangan desa di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Bimtek tersebut bertujuan untuk melatih para kader desa dalam menguji bahan berbahaya yang terkandung pada bahan pangan.
Pejabat Fungsional Madya (PFM) Farmasi Makanan BPOM Aceh, Endang Yuliawati, SKM, MKM menjelaskan, pelatihan tersebut merupakan bagian dari program kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Melalui program itu, kata Endang BPOM ingin membentuk desa aman pangan di seluruh kota/kabupaten di Aceh.
“Sebelumnya program ini kita sudah berkoordinasi dengan pak Bupati dan Sekda, Alhamdulillah disetujui berjalan di Abdya,” ujar Endang saat diwawancarai Beritanusa.com, Kamis (25/2/2021).
Endang mengatakan, kegiatan pelatihan kader desa tersebut dibuat pihaknya dalam bentuk Bimbingan teknis (Bimtek) yang berlangsung selama dua hari sejak tanggal 24 – 25 Februari 2021 di Aula kantor DPMP4 kabupaten setempat.
Bimtek ini diikuti sebanyak 30 orang peserta kader dari dua desa, yakni desa Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie dan desa Kedai Susoh, Kecamatan Susoh.
Kader desa berasal dari tiga kelompok, masing-masing diantaranya kader keluarga sebanyak 5 orang yang terdiri dari ibu rumah tangga, ibu PKK dan kader posyandu.
Selanjutnya, kader sekolah 5 orang terdiri dari guru sekolah, guru ngaji, guru PAUD dan pedagang kantin sekolah. Dan kemudian kader masyarakat berjumlah 5 orang yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama dan karang taruna.
“Kemarin hari pertama, kita berikan pembekalan untuk peserta menyangkut materi-materi tentang keamanan pangan,” kata Endang.
Sedangkan hari kedua, tambahnya, peserta dilatih untuk menguji bahan berbahaya, misalnya boraks, metalinilo, formalin dan rodaminde.
“Karena keempat bahan tersebut sangatlah berbahaya yang sering digunakan dalam pangan,” paparnya.
Ia berharap dengan adanya pelatihan tersebut, desa tidak menggunakan bahan berbahaya dalam pangan.
Selain itu, para kader secara mandiri bisa menguji bahan-bahan berbahaya tersebut pada makanan. Dan bahkan mereka juga bisa melatih komunitas yang ada di desa.
“Mereka para kader ini sengaja dilatih sebagai perpanjangantangan BPOM yang ditempatkan di desa,” ujarnya.
Sehingga nantinya, kata Endang, para kader akan diberikan alat test kit pengujian dan tanda pengenal berupa rompi.
Tahun 2021, sebutnya, BPOM Aceh melaksanakan bimtek di lima kabupaten/kota yaitu Abdya, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Barat dan Simeuleu.
“Program ini berlangsung selama satu tahun, jadi semuanya kita yang fasilitasi dan anggarannya juga dari BPOM,” kata Endang.
Khususnya Abdya, yang dijadikan pilot project sementara ini hanya dua desa.
“Jika nantinya berhasil Insyaallah kita akan terus berikan pendampingan dan bisa dikembangkan di desa yang lainnya,” tutup Endang. (Salman)